I do a starting now

0
00.58
Banyak hal yang tak terpikirkan di benak kita terjadi secara tiba-tiba.
Atau mungkin sebenarnya terpikirkan, namun kita buang jauh-jauh pemikiran itu.
Kegagalan adalah salah satu dari sekian banyak hal yang seringkali diabaikan.
Siapa yang mau memikirkan kegagalan? Atau kau akan menyesal saat itu benar-benar terjadi padamu, mungkin sebagian akan berkata demikian.
Dan sekarang, aku akan menjadi pembela pihak yang mana? Pro or opposition?
Aku pernah menjadi dua-duanya.
Dulu rasanya begitu enggan hanya sekedar memikirkan kegagalan, walau bayangannya selalu menghampiri.
Kenyataannya saat ini aku benar-benar mengalaminya, dan sekarang aku menjadi oposisi.
Apa salahnya memikirkan hal buruk yang mungkin terjadi?
Dengan begitu kau akan lebih mudah me-manage semua yang akan kau lakukan ketika kau mengalaminya.
Ini bukan suatu doa buruk, kawan. Ini hanya melatih agar kita terbiasa menjadi manusia yang siap tanggap.
Aku berani bertaruh kalian semua pasti pernah mendengar - atau bahkan mengatakan - hidup itu, let it flow.
Yes, I agreed that statement.
Tapi teman, let it flow bukan berarti kita harus pasrah sebenar-benar pasrah hingga menyerah, bukan? :)
Islam mengajarkan kita untuk qanaah (menerima) terhadap segala sesuatu yang diberikan Allah kepada kita.
Let's see guys, itu gunanya ikhlas.
Ketika kita ikhlas dengan memurnikan semua-mua-mua niat kita, lillahi ta'ala, maka apa pun keputusan yang nantinya Allah berikan kita akan selalu qanaah (siap) dalam menerimanya. Itulah kenapa ikhlas dan qanaah adalah dua hal yang berbeda, namun sangat berkaitan.
Hei, dan aku bahkan tidak bermaksud untuk menggurui ketika aku menjentikkan jemariku di atas keyboard untuk mengungkapkan semua ini.
Ini untuk - setidaknya - menghibur diriku sendiri.
Ya, yang orang katakan memang seringkali benar.
Mengatakan tak semudah melaksanakan.
Ikhlas, qanaah, itu dua hal yang paling berat dalam hidup manusia. Bahkan ketika aku mengetik semua ini, aku masih menganggap mereka adalah tugas terberatku sekarang ini.
Kenapa?
Ikhlas. Memurnikan niat lillahi taala. Benarkah kau sudah bisa melakukannya? Kadang aku tak yakin pada diriku sendiri. Rasa pamrih itu masih saja ada. Rasa ingin memiliki untuk kebanggaan, untuk memamerkan, untuk merasa hebat, dan lain sebagainya. Setitik kecil sepertinya aku pernah merasakannya.
Qanaah. Menerima dengan lapang dada semua yang Allah berikan. Benarkah kau sudah benar-benar sanggup? Sejak dulu yang kuyakini, Allah selalu memiliki rencana indah bagi hamba-Nya. Tapi baru kurasakan, indah yang dimaksud di sini rupanya indah dalam pandangan-Nya, indah bagiku kelak meski tak kurasakan saat ini. Indah bagiku jika aku mampu sabar dan menerima. Indah bagi sekitarku karena dengannya, mungkin aku bisa bermanfaat di masyarakat suatu hari nanti. Who knows? Just Allah Al-Aliim.
Itu semua adalah hal berat. Betul, berat memang.
Yang merasakan beratnya rupanya bukan hanya aku. Keluarga, sanak, kerabat, sahabat. Ah, aku sudah menyusahkan banyak sekali pihak dalam ketidak beruntunganku ini, afwan :')
Tapi aku ingin.
Ingin sekali belajar dari semua ini.
Aku sudah memutuskan untuk memulai hidup bahagia mulai dari sekarang sampai kapan pun.
No one can makes me mad!
Benar kata Bunda Ailin, aku punya banyak hal, banyaak sekali kenikmatan yang belum mampu kusyukuri. Mengapa satu kepedihan membuatku menangis sejadi-jadinya? Itu bukan kepedihan yang nyata. Aku belum tahu hikmah apa yang sebenarnya tengah Allah berikan di balik semua cerita di tahun ini.
Ketika aku memikirkan mimpiku yang sempat terhempas angin, bukan berarti aku tak boleh memungutnya kembali kan?
Dengan sisa-sisa kekuatan keyakinan, aku menyusun kepingannya agar kembali utuh.
Aku sadar, aku tidak harus selalu mendapatkan apa yang kuinginkan sekarang, kan?
Semua butuh waktu. Dan sekarang, mungkin aku memang belum pantas untuk menerimanya. Mungkin suatu saat? :)
Kau tahu, aku ini seorang yang susah move on dalam hal seperti ini. Aku tidak tahu mengapa.
Mungkin.. karena ini impian yang telah membangkitkan separuh usia hidupku.
Dan yang aku yakini lagi, masih ada kesempatan. Allah tahu waktu terbaik untuk kita dalam hal apa pun.
Don't ever blame Allah for everything that has occured with you.
Ini salah satu caraku belajar.
Jatuh, bukan berarti aku tidak bisa bangkit lagi.
Gagal, bukan alasanku untuk memendam dalam-dalam semua mimpi.
Tapi ini takdir, yang kugunakan sebagai alasanku memelihara mimpiku hingga mengakar kuat. Cobaan yang datang, akan kujadikan pupuk paling eksklusif yang mampu menumbuhkan mimpiku hingga mencapai langit.
Bersemangatlah, itu tanda makhluk Allah yang bersyukur :)
Walau pahit, itu benar.


Bandung, 4 Agustus 2014
Continue reading →

Revolusi : Kelas 12 :3

0
00.26
Alhamdulillah, waktu selalu berjalan kian cepatnya.
Aku sudah duduk di kelas 12 sekaraang :3
Rasanya campur aduk ya ternyata. Antara dilema pisah sama teman-teman, bimbang nentukan PTN yang diharapkan, dan keinginan meraih prestasi di akhir cerita nanti :)
Cerita sedikit yaa.
Liburan semester dua ini aku pakai buat nonton salah satu drama korea yang judulnya God of Study (haha, aku nonton telat banget ya, sampe filmnya udah kadaluwarsa begini). Meskipun drama ini terhitung sudah lama, tapi jiwa semangat yang terkandung masih sangat terasa. Buktinya tujuan untuk menyampaikan pesan dari drama tersebut mengena sekali di hati penonton (baca : aku).
Dalam drama tersebut diceritakan, konon ada 5 murid SMA yang populer akan kebobrokan akhlakul karimah siswanya (apadeh) yang bersemangat untuk mengikuti sebuah kelas khusus yang ditujukan untuk membina siswanya demi lolos seleksi perguruan tinggi favorit, Chun Ha.
Sebenarnya dalam sekolah tersebut, hampir semuanya pesimis terhadap keinginan kelima murid ini. Tapi rupanya itu tak cukup menghalangi niat kelimanya. Meskipun pada awal waktu mereka masuk kelas khusus, tidak semuanya benar-benar ikhlas menjalani. Beberapa karena merasa terpaksa. Tapi lihatlah hasil akhir yang mereka tuai dari hasil pembelajaran yang benar-benar keras. Usaha maksimal akan selalu berakhir indah. Seandainya pun tidak sesuai harapan, namun setidaknya kita sadar bahwa usaha itu tak kan pernah sia-sia. :)
Habis nonton drakor ini langsung semangat 45 rasanya.
Aku langsung menghubungi Widya Fathul Jannah yang juga kegandrungan drakor ini buat belajar bareng di kelas 12.. Kita sepakat bekerja sama, bahu-membahu membuat skema belajar dan bertekad nggak boleh putus di tengah jalan. :D
Sebenarnya, keragu-raguan itu memang selalu ada.
Contohnya, saat kita benar-benar mau serius, kok tiba-tiba rasanya ada yang berbisik :
udah ngapain kamu susah-susah, lihat nanti, kamu bakalan ngedrop di tengah jalan.
Nah yaa, yang seperti ini nih harus kita atasi.
Bisikan syaithon itu nggak kenal tempat, teman :)
Bismillah, niatkan yang baik, ikhtiarkan sekuat tenaga, yakin kamu bisa!
Karena sebenarnya motivasi terbaik itu ada dalam diri kita masing-masing.
Aku masih ingat bunyi pepatah di tempelan kasurnya Olive :
Don't let yourself to rely on something that would be lost.
Dan kalau dipikir-pikir memang bener banget. Kalau tempat kita bergantung saja bisa hilang, berarti semangat kita pun bakalan ikut menghilang bersama menghilangnya sesuatu tersebut.
Ceritanya, disini kita harus punya fondasi keyakinan yang bener-bener unbeattable :D
Oh iya ada satu lagi, pesan dari Ustadz Imam yang selalu terngiang di telinga :
Semangat itu salah satu bentuk rasa syukur seorang siswa.
Naah gimana nih teman-teman semuanya, masih mau mengubur semangat dengan keputus-asaan yang berkepanjangan? Say no to give up OK!
Nggak banget rasanya, kalau kita, para murid yang sudah diberi nikmat oleh Alloh untuk mengenyam pendidikan sejauh ini malah berputus harap dari-Nya. Suatu yang bukan muslim/muslimah banget, kan? :)
Oleh karenanya, ayo bersama-sama tingkatkan potensi diri. Sesuatu yang menghalangi proses belajar, hadapi, selesaikan dengan kekuatan dari dalam diri sendiri. Niscaya, Alloh akan selalu meridhoi.
Aku juga masih selalu teringat dengan untaian kata-kata Bunda pada waktu itu :
Istiqomah, nak. Kalau kamu teguh di jalan-Nya, niscaya tidak ada kesulitan yang datang padamu. Alloh senantiasa memudahkan.
Gimana, siap buat fight disini?
Oke, selamat memulai dan tuai hasilnya :)
Continue reading →

Pilihan

0
00.52
Berdebar rasanya kalau ingat tentang pilihan :)
Banyak, banyak banget orang dengan pilihan yang sama. Termasuk aku, dan teman temanku.
Pilihan mau jadi apa kita di masa depan nanti.
Dari kecil, aku sudah mematok harga FKUGM. Wes, itu sudah jadi standar. Bukan standar sih, idealis tepatnya, karena aku nggak mau dimana-mana lagi selain disana. Kalau mikir secara egoisnya, kasarannya gitu lah :)
Tapi semakin kita beranjak dewasa, entah kenapa mimpi yang sudah kugantung tinggi-tinggi ternyata butuh banyak pertimbangan untuk meraihnya. Ya Alloh, aku takut..
Sementara untuk melepas mimpi yang sudah kubangun sejak kecil, membutuhkan pengorbanan yang nggak sedikit. Mengorbankan harapan, usaha, dan perasaan. Sehingga bagaimana pun, aku bertekad harus mampu.
Namun lagi-lagi selalu ada 'tapi' menghampiri.
Bagaimana dengan teman-temanku yang rata-rata juga punya high-score di sekolah?
Bagaimana jika aku justru sama sekali tidak bisa meraih mimpiku?
Hanya bisa berusaha sekuat tenaga dan berpasrah diri pada Alloh SWT :)
Continue reading →

Coba dan Bahagia

0
22.04
Benar sekali ketika acap kali orang-orang mengatakan bahwa coba dan bahagia selalu datang beriringan. Layaknya dua sisi mata uang, mungkin mereka memang sama sekali tak pernah bisa terpisahkan.
Syukur itu perlu. Apalagi setelah kau mendapatkan apa yang kau citakan. Seperti beberapa hari belakangan. Sungguh alhamdulillah, semuanya karena Alloh. OSK kali ini 12 anak dari SMA Darul Ulum 2 berhasil meraih peringkat 3 besar hampir di seluruh bidang OSK kali ini. Ini harus dibarengi dengan rasa syukur tak terhingga, kawan :)
Dan apa cobanya?
Ketika kami tengah di puncak dan akhirnya tak sempat untuk melihat ke bawah. Itu kiranya cobaan kami. Belum lagi rasa malas dan bosan.
Dan satu hal lagi yang kiranya sangat berpengaruh disini. Masalah hati.
Memang, perasaan itu bukanlah suatu yang dapat diterka dengan mudah. Meskipun terangnya sejelas bintang gemintang di langit malam, tetaplah ia sebuah perasaan. Bukan ilmu matematika yang jika satu ditambah satu akan menghasilkan angka dua.
Susahnya lagi, masa-masa SMA begini memang nggak akan pernah luput dari masalah hati seperti ini. Seteguh apa pun, kadang goyah tetap menerpa. Hanya bergantung pada seberapa dewasa kita mampu memandang dan mengatasi berbagai coba yang datang. Dan sebenarnya lagi, ini masalah prinsip.
Hmm..
Salah?
Iya juga, nggak juga.
Fitrah lebih tepat, namun bagi mereka yang menempatkan fitrah ini pada posisi yang tepat.
Entah kenapa, namun belakangan ini keadaan jiwa saya benar-benar sangat terganggu. Berada di persimpangan, kalau katanya Bunda Ailin. :D
Haha, nggak segitu seriusnya juga sih. Biasa aja. Dan memang nggak ada apa-apa. Hanya ada sedikit sentilan yang cukup mengena di hati. Yang sebelumnya tidak pernah terasa, karena biasanya, tidak ada hal semacam ini :)
Ehm, bingung ya.
Saya pun begitu. Banyaknya konsultasi kadang tidak begitu membantu.
Satu-satunya cara paling jitu, hanya bermunajat pada yang Maha Kasih. Karena sesungguhnya teman, masalah itu justru akan semakin melebar jika kau membeberkannya pada manusia. Dan akan semakin tentram engkau jika mengadukannya hanya pada kekasih hati semata, Alloh SWT :)
Sungguh, tiada yang lebih menentramkan hati selain dari bermunajat pada-Nya.
Bismillah..
Semoga setiap kalian yang memiliki masalah seperti ini dimudahkan jalannya, dan diberi kearifan dalam cara berpikirnya. Aamiin.

Continue reading →

Cinta Kimia

0
21.42
Terlalu jenuh memikirkan
Terlalu berat dirasakan
Hiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Ceritanya ini aku sudah jenuh tingkat akuut.
Nggak mampu menerima materi lebih lanjuuut. Kalau dipaksakan, rasanya malah jadi aku yang rugi sendiri.
Rugi karena dari waktu seharian dikungkum dalam perpus hasilnya sama saja dengan aku nggak belajar kimia.
Rugi karena dari sekian waktu yang berharga malah aku ngedumel sendiri.
Rugi karena semakin hari rasanya aku semakin nggak percaya diri. Susah menerima asupan materi dari mana pun.
Bayangkan, sampai sampai CP 2 yang sebenarnya, soalnya itu sudah pernah dikeluarkan. Kok ya teteeeep aja aku ini buntu! -_-
Ya Alloh, padahal aku nggak berniat sama sekali buat mengecewakan orang lain.
Tapi kenapa malah aku jadi begini?
Apa mungkin ini sudah benar-benar titik jenuh?
Tapi semoga saja begitu.
Aku nggak mau ini karena aku yang nggak fokus atau apalah.
Biar aku cukup dengan mengisi waktu dengan menghibur diri. Nggak perlu mencari alasan di balik ketidak fokusanku.
Sebenarnya ini mencari kebenaran atau pembenaran, ya? :D

Hari H, tinggal menghitung detik aja.
Tanggal 2 april segalanya harus siap.
Dan sukses nggak akan pernah bisa terjadi selama aku masih belum merasakan cinta yang seutuhnya sama kimia.
Ya Alloh, sungguh aku berharap, memiliki rasa cinta yang besar terhadap kimia. Jadi sebagaimana jenuh pun, obatku yang kimia. Sebosan apa pun aku nggak akan pergi nilnggalin kimia.
Ini kenapa jadi mirip dramatisme kisah cinta remaja?
Eh tapi boleh juga sih.
DRAMATISME KISAH CINTA KIMIA -_-
Oke, sudah terlalu freak. Saya pamit.
Bismillah, hammaaasah! :)
Continue reading →