[Book] : PARTIKEL by DEE

1
15.39





PARTIKEL - Adalah salah satu karya tulis berwujud novel terapik yang pernah kubaca. Bersama imajinasi yang diciptakan Kak Dee, Kak Dee berhasil menyuguhkan kenikmatan petualangan dengan khayal tak terhingga. Sampai pada satu titik aku merasakan sesuatu yang berbeda, bingung, membedakan apakah ini ilusi ataukah nyata.

Dalam penyajiannya, novel ini terhitung menyerupai fiksi, karena apa yang terdapat di setiap detail ceritanya mampu meyakinkan pembaca dengan bukti-bukti ilmiah, bukti-bukti nyata yang pasti ada di berbagai belahan dunia. Melalui PARTIKEL, pikiranku mulai terkembang, menyadari bahwa dunia yang kukenal barulah sebuah permulaan. Masih teramat sederhana. Membaca buku ini, aku merasa bagaikan bayi yang masih merangkak, balita yang masih mengeja, berupaya memahami kehidupan yang terlalu rumit dengan berbagai teorinya.

Di dunia luar, terserak begitu banyak pemahaman-pemahaman yang perlu kita telaah lebih lanjut. Untuk mengklaim apakah sesuatu itu benar ataukah salah merupakan kerumitan tak terhingga. Pada dasarnya, benar dan salah itu saudara kandung, tidak akan ada jika satu yang lain tidak ada, merekalah takdir. Perbedaan yang terlalu tipis, bak lapisan kulit ari.

Aku, yang setelah bermalam-malam mencoba melalap isi buku, nyatanya baru terwujud hari ini. Dan itu pun masih terbayangi oleh rasa penasaran. Beterbangan menggentayangi pikiranku tiap detiknya. Yang jelas, aku tidak pernah merasa apa yang aku baca ini 'normal'. Sesuatu yang aneh jika seseorang yang terlalu goyah membaca buku ini. Bisa jadi ia segera menerapkan, saking fanatiknya pada buku ini, menyantap Amanita muscaria ataupun Iboga dan berharap mengalami enteogen yang dialami oleh pemeran utama kita, Zarah. Selamatnya, aku tidak. Aku tidak begitu tertarik untuk mengalami halusinasi - atau sejenisnya -, bahkan sampai melakukan perjalanan antar dimensi. Terlalu menakutkan!

Disini, Zarah yang dibesarkan secara tidak biasa oleh ayahnya, mendapatkan pemahaman yang dianggap 'di luar jalur' oleh masyarakat sekitar. Entah aku kasihan atau malah merasa bangga pada Zarah. Tiba-tiba kedua rasa itu melebur jadi satu saat aku membacanya. Zarah yang secara psikis 'headstone', namun bersedia mengalah bagi siapa saja yang ia sayang.

Di buku ini, sesuatu yang tidak begitu kupahami terjadi. Kompleksititas tak terbendung dari setiap adegan dan percakapan. Terkait antara fungi - alien - dimensi ke lima, bahkan dunia spirit yang selama ini tidak mampu kita jangkau. Apa hubungan dari ketiga benda itu, coba? Namun disini, semuanya terjadi, mengalir begitu lancar, lugas tanpa ragu. Karya yang menurutku kontraversional.

Jujur, khususnya untukku sendiri, tidak begitu siap jika harus mengeluarkan karya yang jelas-jelas berpemahaman beda. Aku masih terlalu takut dengan opini publik. Dan yang pasti, ilmu yang kumiliki juga belumlah sepadan dengan hal-hal besar semacam itu.Terlebih harus mengemasnya demikian apik hingga tidak memunculkan kesan pemahaman memaksa pada si pembaca.

Aku memuji sangat akan keberanian Kak Dee. Dia mampu menahan semua gejolak batin, dan berkarya seiring imajinasi yang meliar. Curigaku, Kak Dee memang sebetulnya sangat tertarik dengan hal-hal berbau spirit semacam ini. Yaah, sampai kapan aku bisa mengerti, aku tidak tahu. Yang kutahu aku menikmati permainan plot cerita, senang bisa merampungkan novel selama liburan. Juga, aku belajar banyak dari dalamnya. Penyajian pemahaman yang sangat baik, terbukti sangat merisaukan keyakinanku sendiri.

Selesainya aku membaca, tidak berarti rasa penasaranku selesai saat itu juga. Sepertinya akan terus berlanjut hingga edisi berikutnya. Parahnya, bagaimana jika edisi berikutnya itu muncul berbelas-belas tahun lagi? Semoga tidak.

Satu kesimpulan yang bisa kuambil. Buku ini mengerjaiku. Cepat-cepat aku sadar di akhir cerita.


Aku harus membaca keseluruhan Supernova. Tidak bisa tidak.

Ya, seperti narkoba, menjeratku sampai aku tak mampu melawan candu. Jika tidak, aku mati.

About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

1 komentar:

  1. butuh waktu yang lama bwt bner2 paham tulisannya,,
    gileeee, ilmiah wungkul ran, pusing tapi asyiikk :D
    skrang bku ini lg d pinjem sam atemen aku .hehehehe
    tenang, ga bakal ilang kok

    BalasHapus

Thanks for read, leave a cool comment, fellas =)