Mau Jadi Apa?

0
22.58
Jadi ingat iklan semen holcim di televisi beberapa tahun silam. Dalam kalimat-kalimat persuasifnya, terselip kata-kata 'mau jadi apa?'.

Mau jadi apa kita nanti?

Nggak terasa, pertanyaan yang dulu terasa sederhana sekali sekarang terasa begitu 'wah'. Merencanakan langkah selanjutnya dalam kehidupan kita, sudah seharusnya dilakukan sejak dini. Penting? Banget.

Sekarang aku sudah menginjak kelas dua SMA. Banyak kujumpai teman-teman yang bingung sama pilihan hidupnya ke depan. Mau jadi apa? Lagi-lagi.

Buat diriku sendiri, setidaknya aku sudah punya cadangan jawaban. Kalau orang tanya, mau jadi apa aku nanti, jawabanku sederhana. Jadi dokter dan berguna buat masyarakat. Jawaban mudah yang bisa semua orang ucapkan. Tapi, untuk menggapai, tentu nggak akan pernah segampang itu.

Impian masa kecil selalu indah untuk dikenang. Tapi begitu kita beranjak dewasa, kadang semua itu justru jadi momok menakutkan. Ketakutan-ketakutan umum yang sering dikeluhkan banyak orang. Takut gagal.
Dari bibit kecil inilah, yang malah merapuhkan akar-akar kuat yang sebenarnya sudah sedari dulu kita kokohkan.

Sebenarnya, jadi apa pun, asal sesuai dengan skill yang kita punya, itu udah cukup banget. Nggak muluk-muluk jadi orang yang 'wah'.
Hidup yang bisa bermanfaat bagi orang lain. Sederhana saja :)
Setuju banget sama kalimat yang di-update oleh salah seorang kakak kelasku di SMA.
Cita-cita yang terlalu tinggi. Tapi kalau nggak tinggi, bukan cita-cita namanya :)
Aku rasa ini bener banget.
Aku yakin, setiap orang pasti punya cita-cita tertingginya masing-masing.
Sayangnya, semakin besar ia, justru terkadang semakin jauh pula ia dari cita-citanya. Sementara cita-citanya yang lama masih menunggu untuk digapai. Kasihan, ya :'(
Faktor-faktor ketidaksanggupan yang dibuat-buat sendiri, memvonis diri kurang padahal ia mampu, dan berujung padamnya kepercayaan terhadap diri sendiri.
Ini bukan karakter kita, teman! :)
Considering yourself. Perlu banget. Siapa lagi yang mau percaya sama kita kalau bukan diri kita sendiri?

Namun pasti, konsekuensinya juga harus diperhatikan.
Prinsip yang dari dulu selalu aku percaya, bahwa hasil yang kita dapatkan akan selalu berimbang dengan usaha yang kita lakukan. Jadi, berusahalah sekuat tenagamu, karena kelak, balasan yang kau dapatkan akan sesuai dengan jerih payahmu. Alloh akan selalu adil, teman :)

Sekarang, mulai menata hati. Karena, untuk urusan nurani, pemikiran pertamalah yang paling tepat. Namun untuk urusan kebijaksanaan, pemikiran yang paling terakhirlah yang paling tepat.

Jadi anak Indonesia yang membanggakan. Kita berjuang bersama membangun Indonesia yang cemerlang :)

About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

0 comments:

Thanks for read, leave a cool comment, fellas =)