Perempatfinal dan Semifinal SSO

0
17.44
Capeknyaa.
Itu komen pertama buat hari ini.
Padahal ya, aku cuma bagian akomodasi dan bukan koordinatornya. Tugasku hanya mengantarkan makanan ke lantai tiga, nyebarin ke partisipan SSO, menerima tamu, yah, gitu-gitu doang. Yang bantuin juga banyak, malah saking banyaknya jadi capek sendiri karena setiap orang pengennya ngatur-ngatur. Bener sih, dalam diri setiap orang itu kan harus ada jiwa pemimpinnya. Tapi nggak gitu juga kali, ya.

Komen kedua, SSO 13 kali ini.. entah kenapa jadi terasa lebih buruk dibandingkan tahun kemarin, SSO 12. Aku sama sekali nggak men-judge angka 13-nya lho. Tapi memang, mungkin kitanya yang terlalu santai. Padahal, tahu nggak? Sang ketua udah semangat banget dari awal buat menyiapkan perlengkapan dan segala tetek bengeknya. Pokoknya, kita semua itu sama-sama ngerasa kalo persiapan kita tuh udah mantep banget. Akibatnya, kita jadi kekurangan greget 'fighting'-nya. Nggak kayak tahun kemarin yang baru pertama kali onlen, jadinya kan kerasa banget ribetnya.
SSO kali ini, segalanya udah dipersiapkan secara matang. Bahkan mbak-mbak nya juga terasa lebih sweet dibandingkan tahun lalu. Why?
Karena kali ini semua terlibat. Mau dia kelas duabelas, sebelas, sepuluh sekalipun, tetep bisa berpartisipasi dalam SSO. Angkatan 17 (Survivor) memang mengutamakan kebersamaan. Dan mereka - aku yakin - sudah terlalu banyak menerima ketidak adilan dengan angkatan yang sebelumnya. Jadi, mereka nggak mau kita (angkatan 18) ngerasain hal yang serupa.

Tapi jadinya begini. Niat sih udah baik banget. Pengen menyatukan semua civitas akademika SMA Darul Ulum 2. Namun rupanya ada satu pertimbangan yang kita semua abaikan. Bahwa pengalaman mengalahkan segalanya. Pengalaman adalah guru terbaik.

Meski ya, angkatan red kemarin itu seolah-olah membeda-bedakan, tapi mereka punya satu alasan yang juga berpengaruh terhadap kesuksesan SSO. Pengurus/panitia SSO didominasi oleh angkatan mereka. Kelas sebelas, apalagi kelas sepuluh yang ikut jadi pengisi acara atau panitia sedikit sekali. Tapi itu benar. Karena mereka lebih berpengalaman dan lebih dewasa. Mereka lebih tahu seluk beluk SSO. Jadi kan, otomatis mereka  bakalan lebih lihai nge-handle acara. Nggak akan ribut bin ribet juga. Daripada tadi, yang panitia lho masih banyak, malah sebagian besar nggak dapet kerjaan, eh malah manggil orang lain. Hufth --

Dan selalu ada keadilan. Dimana ada kelebihan, di situ ada kekurangan. Ini kekurangannya. SSO kemarin kurang menggemakan persatuan. Angkatan merah. Setiap menyerukan motto SSO juga selalu mereka paling semangat. Mereka selalu bangga dan bilang begini, "Siapa yang pertama kali mengadakan SSO secara nasional, onlen pula?"
Oke, dan ini bikin semua panas hati. Ini kan, acara sekolah. Masa' dibanggain sendiri? Mana pas sujud syukur cuma mereka doang yang sujud. Yang lain sih, nggak diajak --"

Begitu pula dengan SSO kali ini. Mungkin, ya, mungkin. Kita terlalu takabur kalau kita lebih baik dari kemarin karena sekarang kita bersatu. Tapi kita nggak berpikir kalo kelas sebelas dan kelas sepuluh kurang pengalaman. Kan malah jadi runyam.

Komen ketiga. Bazarnya jadi lebih seru dan unyu dari tahun kemarin :)
Tapi juga lebih menguras kantong pastinyaa :(

Ya, ehm. Begitu yang aku rasakan mengenai hari ini. Just voice my thought ya :)

About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

0 comments:

Thanks for read, leave a cool comment, fellas =)