Meneladani Sang Guru

0
17.52
Subhanalloh. Sungguh suatu berkah tak terkira bisa menjadi siswi sekaligus santri di SMA Darul 'Ulum 2 Jombang ini. Banyak cerita berjuta ibrah :)

Salah satu perkara yang bikin aku bener-bener jatuh cinta sama sekolah ini adalah guru-gurunya. Guru-guru yang amazing banget. Subhanallohnya lagi, nggak cuma satu orang aja, tapi ada banyak guru yang bisa dijadikan tauladan.

Oh ya, disini bukan aku bermaksud guru-guru yang lain nggak bisa dijadikan tauladan. Tapi dari sekian banyak guru ada beberapa guru yang benar-benar aku kagumi. Dari cara beliau-beliau berpikir, bertindak, menasehati, mengajar, dan banyak hal lainnya.
Paliiiiing kagum sama wali kelasku, guru matematika, Bunda A'ilin. Fotonya pernah aku postingin beberapa waktu lalu di blog ini kok :)

Seandainya usiaku panjang ya Alloh, berikan aku kesempatan untuk hidup dalam kesederhanaan. Agar dapat mengambil banyak hikmah dalam setiap peristiwa seperti yang selalu beliau ajarkan. Selalu memperhatikan keadaan orang di sekitarku, melakukan hal yang bisa menentramkan hati orang lain. Ya Alloh, izinkan aku agar bisa membanggakan orang-orang yang sudah banyak mendukung dan mendoakan aku. Aaamiin aaamiin ya rabbal alamiiin.

Pokoknya, Bunda orang yang paling mengerti kami. AXIS. Bunda yang selalu ngajak kami untuk cerita, ngajak kami untuk mau berbagi dengan orang lain. Bunda yang sudah membuka wawasan kami tentang banyak hal. Bunda akan menjadi nama yang selalu kusebut dalam doa-doaku, selain orang tua dan sanak keluarga tentunya :)

Pelajaran matematika yang Bunda ajarkan nggak pernah bikin anak-anak merasa bosan, justru jadi lebih semangat. Di sela pelajaran, Bunda sempatkan waktu untuk sharing dengan kami, baik tentang kami di mata guru-guru, kami dalam banyak mata pelajaran, dan masalah pribadi kami. Nggak ketinggalan, candaan khas Bunda yang selalu bikin suasana di kelas jadi rame abis! Salut sama Bunda (y).

Jujur, sudah sejak kelas sepuluh aku ingin punya wali kelas sehebat Bunda, dan aku sangat bersyukur karena ternyata Alloh mengabulkan doaku. Mempertemukan kami sehingga terjalin ukhuwah yang menjadi salah satu cerita hebat yang aku punya disini.

Bunda benar-benar solusi yang Alloh kirimkan untuk kami di saat yang tepat. Kelas 2 SMA. Orang-orang bilang sih, ini masa-masa rawan. Namun berkat beliau, kami mampu mengkontrol diri. Jadilah masa kelas 2 ini masa paling menyenangkan dan tetap dalam batas-batas norma.
Selalu ingat pesannya beliau,
Kalau banyak guru bilang kalian rame, nggak usah ngubah diri jadi pendiam. Rame itu bagus, asalkan rame yang berakhlakul karimah. Nggak perlu pura-pura jaim deh ya, tapi buktikan kalau kalian mampu berprestasi di mata guru-guru.
Superrrr sekaliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii~ :D

Gantian ya, guru lainnya. Kali ini guru Fisika. Namanya Bapak Aspiyak. Bapaknya memang sudah tergolong sepuh, tapi semangat mengajarnya, subhanalloh, patut kita contoh teman :)
Setiap sebelum memulai pelajaran, beliau pasti memberi nasihat. Bahkan suatu waktu, pernah ya, saking terharunya aku sama nasehat beliau hingga menitikkan air mata. Ya Alloh, nggak kuat. Entah kenapa kalau beliau yang menasehati, rasanya hati nggak kuat lagi. Teringat setiap salah yang pernah dilakukan kedua tangan. Astaghfirullahal adziiim..
Motivasi dan amalan-amalan yang beliau berikan, selalu bikin aku serasa punya amunisi tenaga berlebih, hehehe.
Salah satu kutipan dari beliau yang paling aku suka,
Sayyidina Ali r.a. pernah berkata, "Kesempatan itu layaknya awan yang berjalan." Paham maksudnya?
Waktu itu, awal semester 1 kelas sebelas. Pak Aspiyak menatap kami misterius.
Aku tahu maksudnya.
Hidup ini hanya sebentar, teman. Pantaslah kita isi dengan hal-hal yang bermanfaat. Jangan lupakan bahwa sebenarnya hidup ini adalah sebuah kesempatan. Dalam setiap jam, menit, bahkan detik yang berganti. Pastikan kita menggunakan waktu yang ada sebaik mungkin. Karena, kita tidak akan pernah menemukan awan yang sama setelah searakan awan pergi menjauh. :)

Yang ketiga. Kali ini guru Kimia dong. Beliau bernama Ibu Sulistya Antariani. Bu Ririn panggilannya.
Guru kami ini sungguh amaat penyabar. Bu Ririn memang punya aura keibuan yang tinggi di antara sekian banyak guru di sekolah. Di samping Bunda tentunya :)
Selalu, selalu, selalu.
Yang kukagumi dari beliau adalah cara beliau memulai pelajaran. Mengawali jihad tholabul ilmi dengan memberikan motivasi-motivasi ringan namun mengena. Bu Ririn punya sebuah buku cetakan berwarna putih lusuh. Sepertinya tanpa sampul. Kurasa, disitulah semua harta karun yang beliau punya berada. Paling suka, sama ceritanya tentang gelas cantik. :D

Subhanalloh.. Seamazing ini ternyata guru-guru di SMA.
Terimakasih ya Alloh, memberikan kami malaikat-malaikat penjaga berwujud guru yang dengan sabar dan keikhlasan hati membimbing kami. Di masa-masa rawan seperti ini, sungguh kami beruntung terjaga dan terlindungi dari sekian banyak godaan hati. Alhamdulillah.

Ya Alloh..
Berikan guru-guru kami hidup yang bahagia, bermakna. Jika mereka berusia lanjut, perkenankan aku mempersembahkan yang terbaik dari buah didik mereka. Berikan mereka tempat yang paling indah, di sisi-Mu ya Rabb, jika Engkau memanggil mereka suatu hari nanti..
Aamiin aamiin ya Rabbal Alamiin...

About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

0 comments:

Thanks for read, leave a cool comment, fellas =)